1.
memahami pengertian metode ilmiah
dan perbedaan deduktif dan induktif
2.
memperoleh wawasan sifat dasar
dari riset akuntansi positif
3.
memutuskan dikotomi antara
akuntansi sebagai seni dengan akuntansi sebagai ilmu
4.
memahami petunjuk riset akuntansi
Chapter 1 mengatakan bahwa metode penilaian seperti yang
telah diilustrasikan pada appendix laksana metode penyelidikan yang telah diformulasikan
yang dapat ditambahkan pada Teori Akuntansi
Proses pencarian fenomena mempengaruhi aturan, defenisi,
konsep dan prinsip akuntansi yang diperoleh dengan cara metode-metode formal
yang disebut pertimbangan deduktif dan induktif
Proses investigasi tersebut disebut riset dan riset
digunakan dalam akuntansi dan dirujuk sebagai disiplin akademik
Akuntansi telah menjadi disiplin akademik sejak ratusan
tahun pada perguruan tinggi dan universitas. Salah satu karakteristik yang
melekat pada disiplin akademik adalah publikasi ide secara umum pada majalah
yang disebut jurnal terutama dalam disiplin akuntansi. Meskipun terdapat
banyak sudut pandang tentang kandungan yang tersedia dan pendekatan yang
digunakan dalam riset akuntansi. Apa yang terutama sekali menarik bagi tujuan
kita adalah meningkatkan pemanfaatan metode ilmiah dalam publikasi riset
teori akuntansi
Pada chapter ini kita akan menguji metode ilmiah dan
hubungannya dengan riset akuntansi. Prasyarat merujuk pada prosedur normal
yang digunakan untuk mendapatkan hukum dan prinsip yang menentukan seperti
pada ilmu kimia dan fisika. Aplikasi metode ilmiah pada disiplin ilmu ‘yang
lebih lunak’ seperti akuntansi keterlibatan manusia sebagai penentu aturan,
mempersiapkan dan para auditor laporan keuangan dan para pengguna informasi
/laporan keuangan akan menjadi topik penting tahun tahun tearkhir. Peran dan
arti teori dalam sebuah disiplin dipengaruhi oleh apakah disiplin tersebut
adalah sebuah ilmu. Oleh karena itu kita membutuhkan pertimbangan untuk
pertanyaan apakah akuntansi adalah ilmu dan atau bagaimana relasinya dengan
seni. Salah satu bagian penting dari teori
akuntansi diperoleh dari proses riset. Oleh karena itu kesimpulan bab dengan
menguji apakah kelihatan arahan utama riset akuntansi saat ini sebaik riset
akuntansi yang terpengaruh
RISET AKUNTANSI DAN METODE ILMIAH
Teori secara ekstrem bermanfaat karena mencoba menjelaskan
hubungan atau meramalkan kejadian. Walaupun teori akuntansi mencakup wilayah
yang luas dari sudut pandang filosofis, kita terutama concern pada bab ini
pada bagaimana membangun teori secara formal yang dihasilkan dari proses
riset. Dalam terminologi metode ilmiah, teori adalah pertama dari segalanya,
tiada yang lebih dari kata-kata
Teori harus mengandung sekumpulan dasar pikiran yang biasa
disebut asumsi atau dalil. Dasar pikiran ini harus jelas atau dibangun
sehingga dapat diuji dengan kesimpulan statistik dimana dalam kasus biasa
disebut hipotesis.
Beberapa istilah premis bisa saja tidak terdefenisi,
tetapi sebagian yang lain membutuhkan defenisi yang tepat. Kata-kata debit
dan kredit yang begitu dipahami dengan baik oleh akuntan tidak memiliki
defenisi yang tepat. Bagaimanapun kata liabilities/kewajiban yang digunakan
dalam teori membutuhkan pendefenisian dengan teliti, karena beberapa konsep
yang berbeda masih eksis. Dalam pengertian yang paling sempit, liabilities
dapat didefenisikan secara ketat (sejumlah disajikan seharusnya sebagian
untuk barang jasa atau pertimbangan lain yang diterima. Bagaimanapun defenisi
dapat diperluas termasuk pembayaran kas masa yang akan datang untuk hutang
pajak penghasilan, metode penyusutan garis lurus digunakan dalam pelaporan
keuangan dan penyusutan dipercepat digunakan untuk tujuan pajak. Terakhir,
teori sebuah teori harus mempunyai kesimpulan yang dihasilkan dari pemikiran
dasar. Kesimpulan dapat ditetapkan baik secara deduksi maupun induksi.
Pemikiran Deduktif dan Induktif
Sebuah sistem deduktif adalah satu pemikiran logis yang
digunakan untuk memperoleh satu atau lebih kesimpulan dari sejumlah dasar
pemikiran yang ada. Data empiris tidak dianalisa dalam sistem deduktif murni
Misalnya
Premis 1 : seekor kuda mempunyai 4 kaki
Premis 2 : John mempunyai 2 kaki
Kesimpulan : John bukan
kuda
Dalam kasus di atas hanya satu kesimpulan yang dapat
diambil. Pada sebuah sistem yang kompleks dapat diperoleh lebih dari satu
kesimpulan. Bagaimanapun kesimpulan tidak harus saling berbenturan. Perlu
diperhatikan tidak ada kesimpulan lain yang mungkin dicapai bagi John dari premis
di atas.
Jika teori ini kita aplikasikan pada kenyataan John,
seperti menentang menganalisa logika dari seperangkat kalimat, kita harus
perlu melihat dan menguji menentukan status John. Pada poin ini kita berada
dalam dunia induktif, karena kita akan menilai bahwa teori tidak hanya dengan
logika internal melainkan diperjelas dengan observasi, misalnya John dapat
dikatakan kuda yang dipotong dua kakinya. Menerima pertimbangan yang benar
hanya asumsi yang mempertanyakan atau kesimpulan empirik yang dapat menantang
teori deduktif.
Teoritikus akuntansi dan ekonomi telah mengembangkan model
INCOME yang berbeda dengan pengertian pada pemikiran deduktif. Sumber utama
INCOME perusahaan berasal dari peningkatan kekayaan dari operasi sepanjang
periode. Income sering didefenisikan jumlah maksimum yang bisa
didistribusikan pada pemilik ketika saat akhir periode kondisi perusahaan
sama dengan awal periode, dengan demikian income sangat kondisional, secara
defenisi; memelihara secara utuh modal perusahaan pada awal periode. Konsep
ini dikenal dengan capital maintainance concept (konsep pemeliharaan modal).
Dimulai dengan premis dasar CM, terdapat sedikitnya 3 cara berbeda pada
pendekatan ‘well-offness’ pada CM. Jika kita asumsikan harga dollar stabil,
pengukuran pendapatan (dengan) historical cost adalah tepat dan CM dapat
dipastikan dalam dollar yang disesuaikan. Pada periode inflasi jika kita
menginginkan mendapatkan perkiraan shrinking general purchasing power of the
dollar, pendapatan dan beban dapat diukur dengan pengulangan historical cost
dengan appropriate general price-level adjustments. Demikian pula, pengukuran
Income dengan menghitung beban-beban pada current replacement cost dapat
dicocokkan ke kapasitas fisik CM.
Beberapa pendekatan induktif pada teori akuntansi telah
digunakan menyusun aksioma umpama premis sebuah sistem dengan berbagai aturan
akuntansi yang didapatkan. Dengan susunan aksioma tersebutkita memaknai
dengan terdefenisi secara teliti yang menyesuaikan aturan dengan terminologi
dari simbol logika. Susunan pendekatan deduktif (terkadang disebut metode
analitis/deduktif) tidak bertemu dengan kesuksesan dalam teori akuntansi
berhutang pada pemahaman terbatas dari teknik simbol laksana
kekurangsepakatan pada premis mendasar akuntansi keuangan.
Metode deduktif umum bagaimanapun tetap penting dalam
teori akuntansi dan pengambilan kebijakan
Metode Induktif menguji atau mengetes data, biasanya
menggunakan sampel dari sebuah populasi. Dan membuat kesimpulan dari
populasi. Jika seseorang menguji sepasang dadu untuk melihat apakah dadu
tersebut, maka ia harus melempar 100 kali untuk melihat kemungkinan.
Pada riset akuntansi data didapat melalui banyak metode
dan sumber, termasuk pengiriman kuisionrer pada praktisi atau bagian lain
yang tepat, eksperimen labor, individu yang terlibat dalam simulasi, beberapa
laporan keuangan yang dipublikasikan dan harga saham perusahaan publik.
Pada lingkungan yang kompleks seperti perdagangan
internasional, teori induktif yang baik harus spesifik dan teliti terhadap
masalah yang diuji. Riset harus didasarkan pada hipotesis yang layak untuk
diuji, memilih sampel yang tepat dari populasi yang diteliti, mengumpulkan
dan memeriksa dengan cermat data yang diperlukan dan menggunakan alat
statistik untuk menguji hipotesa
Satu hal kritis pada awal riset induktif atau empiris
akuntansi adalah menyatakan realasi/hubungan adalah mekanistis, misalnya tes
empiris dibuat pada hubungan antara security price dengan perubahan metode
akuntansi, bagaimanapun pertanyaan MENGAPA penyusun standar atau manajer
keuangan memilih alternatif tertentu menyisakan sebagian besar yng tidak
terjawab.
Riset empiris menempatkan hubungan antara earning dan
security price atau usaha untuk menjawab pertanyaan MENGAPA sebagian standar
dipilih oleh pembuat kebijakan atau mengapa manajemen memilih sebagian
alternatif akuntansi, yang biasa disebut riset akuntansi posistif.
Akuntanss positif mencoba menjelaskan hubungan perilaku
dalam akuntansi. Ia mencoba menggambarkan ‘what is’ tanpa membuat penilaian
bagaimana mestinya, sehingga periset terlebih dahulu harus membuat nilai
untuk kemudian dipertunjukkan.
Banyak contoh teori induktif dalam literatur akuntansi,
misalnya Watt dan Zimmerman, menguraikan bagaimana manajemen perusahaan
merespon standar baru yang diajukan FASB. Salah satu premis mereka adalah
apakah tindakan manajemen sehubungan dengan kepentingan pribadinya. Misalnya,
peningkatan kompensasi pribadi melalui bonus jika net income dilaporkan meningkat. Bagaimanapun hal ini
tidak diperlukan pada kasus pada perusahaaan besar jika mereka adalah pelaku
tindakan antitrust atau regulasi karena mereka mendominasi pasar. Pada
perusahaan seperti ini kepentingan jangka panjang manajemen yang terbaik adalah
melaporkan net income yang lebih rendah. Hasilnya W&Z membuat hipotesis;
Manajemen memiliki insentif lebih jika melaporkan net income lebih rendah,
jika perusahaannya adalah perusahaan yang terkena kebijakan politik. Mereka
menguji respon terhadap draft dan mereka menemukan kecenderungan yang menguatkan
hipotesa sehingga perusahaan besar yang mempunyai income yang lebih tinggi
yang menggunakan general price level adjustment cenderung menentang usulan
standar baru.
Beberapa komentar ditujukan pada studi W&Z. Premis
mereka mengenai reaksi manajemen pada aturan akuntansi tidak akan menaikkan
atau menurunkan income,tetapi draft baru merupakan pengukuran pendapatan
suplemen yang lebih baik dari pengukuran yang ada. Studi mereka menyatakan
bahwa general price level adjusted income dapat lebih rendah atau lebih
tinggi dari historical cost income.
Karenanya sangat reasonable untuk menguji pertanyaan
bagaimana reaksi manajemen terhadap standar yang dirasakan akan meningkat
atau menurun pengukuran income yang dilaporkan
Aspek lain dari studi adalah menghidupkan isu-isu penting.
Misalnya, Solomon meneruskan temuan W&Z tetapi lebih halus karena hanya
melibatkan sedikit perusahaan (52) dengan isu akuntansi tunggal pada 1 tahun
(1973). Solomon mencatat (dalam studi yang tidakdipublikasikan oleh Wiliam
Lanen dan Meir Schaneller) bahwa banyak perusahaan yang mencoba mempengaruhi
untuk menyokong GPLAI ketika teknik ditampilkan untuk pelaporan yang lebih
rendah tidak berguna pada teknis yang ada saat ini.
Teori Normatif dan Deskriptif
Selain diklassifikasikan menjadi deduktif dan induktif,
teori dapat diklassifikasikan normatif dan
deskriptif. Teori normatif menggunakan nilai dalam pertimbangan, yang
mengandung sedikitnya satu premis yang menyatakan ‘seharusnya’ . misalnya
Pelaporan Keuangan harus didasarkan pada pengukuran aset Net Realizable Value
akan mengindikasikan sebuah sistem yang normatif. Sementara teori deskriptif
mencoba menemukan hubungan kenyataan yang terjadi, W&Z adalah contoh
teori deskriptif
Sistem deduktif sering disamakan dengan normatif walau
matematika dan simbol logika adalah deduktif sistem yang bebas nilai.
Pendekatan-pendekatan induktif terkadang mencoba menjelaskan. Ciri ini adalah
hasil dari sifat dasar metode deduktif dan induktif. Metode deduktif pada
dasarnya tertutup, sistem non-empirik, kesimpulannya didasarkan secara ketat
pada premis. Pendekatan induktif karena mencoba mencari dan menjelaskan
hubungan dunia nyata, bersifat sebaliknya di bidang deskriptif dengan sangat
alami
Bagaimanapun, terdapat pertanyaan dimana riset empirik dalam
kenyataan dapat menjadi bebas nilai (netral) dalam pencariannya karena nilai
pertimbangan implisit yang mendasari format dan muatan riset tersebut
Mattessich mengutip Gunnar Myrdal
Pertanyaan yang mesti dipertanyakan before menjawab dapat
diberikan. Pertanyaan adalah ekspresi dari kepentingan kita di dunia terhadap
dasar penilaian. Penilaian adalah demikian dibutuhkan dilibatkan sesudah kita
pada tinggkat mengobservasi kenyataan danmendapatkan analisa teoritis, tidak
hanya pada saat kita melukiskan perbedaan politik dari kenyataan dan
penilaian
W&Z mengakui dari persfektif periset dan pengguna,
nilai benar-benar mendasari riset. Selanjutnya Christenson mendiskusikan
temuan pada riset positif tidak mempedulikan isu-isu akuntansi, tetapi lebih
kepada perilaku orang yang mempersiapkan dan menggunakan data akuntansi
(akuntan, manajemen, users). Pilihan isu yang akan disebutkan pasti
melibatkan nilai seperti yang ditegaskan Myrdal.
Meskipun riset positif memberi perhatian pada tipe isu
yang berbeda dari riset akuntansi konvensional, ini tidak berarti ia bebas
nilai.
Terakhir, salah satu tujuan riset positif adalah memuaskan
kebutuhan informasi manajer, auditor dan users
Teori Global dan Partikular/Spesifik
Defenisi yang lebih tajam antara sistem deduktif dan
induktif adalah global (makro) dan partikular (mikro). Premis dari sistem
deduktif adalah total atau keseluruhan atau meliputi semuanya dalam dasar dan
kesimpulan. Dalam konteks akuntansi, contoh pendekatan global adalah teori
menganjurkan satu tipe penilaian terhadap semua perkiraan. Sedangkan sistem
induktif karena didasarkan pada fenomena real dapat realistik dan terfokus
pada bagian kecil pada lingkungan yang relevan, dengan kata lain riset
induktif cenderung untuk menguji lebih seksama defenisi pertanyaan dan
masalah, kembli W&Z adalah contoh paper yang representatif dari skope
spesifik dari teori induktif,
Banyak pendapat (misalnya Nelson) yang melihat teori
global akuntansi sebagai sebuah jalan buntu. The Statement of Accounting
Theory and Theory of Acceptance (1977) dari American Accounting Association
mengenai/memandang konflik antara teori akuntansi global sebagai sesuatu yang
tidak terselesaikan pada saat itu. Caplan melihat arah masa depan dari riset
akuntansi adalah pada teori induktif karena memberi sinar pada pertanyaan
yang spesifik. Meskipun demikian perlu didorong untuk meneruskan pendekatan
normatif. Kenyataannya, perbedaan antara riset deduktif dan induktif adalah
sederhana tidak clear-cut
Hubungan Komplementer Metode Deduktif dan Induktif
Perbedaan deduktif dan induktif dalam riset, meskipun
merupakan konsep yang baik pada tujuan pembelajaran sering tidak teraplikasi
dalam praktek. Jauh dari kompetisi pendekatan, malah keduanya saling
melengkapai dan sering digunakan secara bersamaan. Hakanson, misalnya
menganjurkan agar metode induktif dapat digunakan pada penilaian dengan
tepat seperangkat premis yang terselesksi dan original pada sistem
deduktif primer. Ternyata perubahan premis dapat mengubah logika mendapatkan
keputusan. Proses riset sendiri tidak selalu mengikuti pola secara persis.
Periset sering bekerja terbalik dari kesimpulan terhadap studi lain dengan
membangun hipotesis baru agar cocok dengan data. Lalu kemudian menguji
hipotesis baru.
Metode yang dipakai oleh detektif besar ada dalam semua
literatur. Sherlock Holmes terkenal kemampuannya yang luar biasa dalam
pemikiran deduktif, memberi contoh yang istimewa hubungan komplementer metode
deduktif dan induktif, pada salah satu kasusnya SH, Silver Blaze, seekor kuda
balap hilang secara misterius ketika pelatihnya dibunuh. Salah satu elemen
kasus, anjing penjaga tidak menyalak ketika kuda menghilang. Dr Watson
melihat bukan kebiasaan anjing tidak menyalak.SH dengan segera menarik
kesimpulan yang mengambil kuda adalah orang dalam daripada orang luar. Jadi
ia segera membatasi daftar orang yang dicurigai. SH memiliki kesadaran yang
tajam dalam induktif dan secara sistematis mengobservasi elemen yang
memperluas pengetahuan dan persepsinya. Perluasan studi yang demikian beragam
seperti abu cerutu, pengaruh dari perdagangan yang bervariasi di tangan dan
penggunaan plaster di Perancis memelihara tangan dan jejak kaki memberinya
pertimbangan yang dalam.
Dalam model yang berbeda riset induktif dalam akuntansi
dapat membantu menerangkan hubungan dan fenomena yang sedang berlangsung pada
lingkungan bisnis. Riset ini dalam pada gilirannya bermanfaat dalam proses
pengambilan kebijakan dimana metode deduktif membantu memutuskan aturan yang
telah ditentukan. Karenanya menjadi jelas bahwa metode induktif dan deduktif
dapat digunakan bersama dan bukan metode yang saling ekslusif meskipun tidak
mungkin menjaga riset induktif menjadi bebas nilai
APAKAH AKUNTANSI SEBUAH SENI ATAU ILMU?
Kedua struktur pembuatan aturan dan praktik akuntansi adakalanya
memunculkan pertanyaan apakah akuntansi sebuah seni atau ilmu. Paling tidak
seorang penulis pada tahun 40-an merasa akuntansi adalah sebuah ilmu.
Bagaimanapun ia tidak mendefenisikan kriteria sebuah ilmu, selain
prasangkanya sendiri. Penulis lain menyatakan bahwa akuntansi lebih dekat
kepada seni liberal. Akuntansi sendiri tampak sebagai ‘seni praktek’. Tetapi
sang penulis tidak menyebutkan kriteria real yang membedakan antara seni dan
ilmu. Tentu kita dapat melihat mendiskusikan akuntansi pada terminologi
ilmu/metode ilmiah dan peran teori pengukuran dalam posisi potensial
akuntansi dalam wilayah ilmiah.
Dalam sebuah artikel penting and buku follow-up Sterling
mencoba mengklarifikasi posisi relatif akuntansi terhadap imu. Ia berpendapat
bahwa seni lebih berat merupakan interpretasi pribadi dari pelakunya,
misalnya seorang pelukis mungkin saja menyajikan seorang model mempunyai 3
mata, sedangkan yang lain tetap menyajikan secara konvensional dengan 2 mata
dan sebuah hidung yang hijau dalam menyajikan obyek sama. Sedangkan ilmu
bagaimanapun seharusnya memiliki kesepakatan dari para praktisinya dalam
jumlah yang banyak tentang fenomena yang diteliti dan diukur.
Sterling yakin bahwa bahwa akuntansi jauh lebih dekat
kepada seni daripada ilmu jika melihat bagaimana akuntan mendefenisikan
masalah. Misalnya dalam kasus depresiasi, sebuah kesepakatan adanya ruang
gerak yang luas tersedia dalam pengukuran kita dalam menyeleksi metode
penyusutan dan memutuskan jumlah tahun masa manfaat dan nilai sisa. Hasilnya,
objektivitas menjadi sangat rendah. Pendekatan ilmiah berjuang keras untuk
mengadakan prosedur pengukuran sebagai kelengkapan yang bermakna secara
ekonomi. Sebagaimana replacement cost atau NRV dari asset atau elemen lain
yang diukur.
Apakah secara kaku prosedur pengukuran yang yang spesifik
dapat menyediakan tingkat konsensus yang tinggi, adalah sebuah pertanyaan
yang ekstrem. Bagaimanapun ilmuan tidak selalu hadir dalam
keseragaman pengukuran atau interpretasi terhadap apa yang mereka ukur. Setidaknya
ada 3 contoh dari disiplin yang berbeda untuk mengklarifikasi hal ini.
PETUNJUK DALAM RISET AKUNTANSI
Pendekatan yang didiskusikan di bawah ini mewakili
orientasi tertentu atau petunjuk riset akuntansi. Mewakili perubahan yang
signifikan melampaui riset normatif murni generasi yang lalu
The Decision-Model Approach/Pendekatan Keputusan-Model
Model ini menyatakan informasi apa yang dibutuhkan dalam
pengambilan keputusan. Dari sudut pandang ini laporan keuangan didasarkan
pada entry value, exit value dan discounted cash flows yang memenuhi syarat
berkemungkinan bermanfaat. Pendekatan ini tidak menyatakan informasi yang
diinginkan users melainkan lebih berkonsentrasi pada informasi yang
dibutuhkan dalam pengambilan keputusan tertentu. Dengan demikian orientasinya
adalah normatif dan deduktif. Premis yang mendasari riset ini adalah pembuat
keputusan yang perlu diajar bagaimana menggunakan informasi jika mereka tidak
familiar dengan informasi tersebut.
Terdapat banyak peserta dari sekolah yang menyarankan
jarak/range dari kemungkinan penilaian. Chambers and Sterling menyarankan
pendekatan exit value karena harga jual asset relevan untuk keputusan untuk
menahan atau melepaskan asset. Juga, kumpulan exit value dari seluruh asset
melengkapi perhitungan total likuiditas yang tersedia pada perusahaan. Bell
adalah penganjur current value yang menyokong pemakaian deprival value dari
asset
Deprival value lebih rendah dari
1.
replacement cost
2.
the recoverable amount/jumlah yang
dapat dicover dari yang lebih tinggi dari NRV atau PV
Solomon juga menganjurkan deprival value yang juga
bersemangat bertahan dari kebutuhan pada conceptual framework dilandaskan
pada kriteria pengakuan dan pengukuran dengan menguatkan current value karena
sangat bermanfaat dalam pengambilan keputusan
Pekerjaan beberapa teoritikus akuntansi penting lainnya
pun jatuh pada decision-model approach, meskipun orientasi penilaian mereka
tidak dengan asumsi primer seperti Chambers, Sterling, Bell dan Solomon.
Ijiri adalah penganjur kuat terhadap fungsi pelayanan dengan konsern pada
pertanggungjawaban manajemen (yang disebutnya akuntor) dan pemilik atau
akunteks. Ijiri adalah penganjur historical costing dengan penyesuaian untuk
perubahan pada purchasing power dari unit moneter (GPLA). Mattesich adalah
penganjur metode aksioma tegas/rigorous axiomatic method untuk menentukan
teori akuntansi umum yang dapat digunakan untuk menentukan informasi spesifik
yang diperlukan users. Terakhir, Staubus menganjurkan pengukuran akuntansi
meniru discounted cash flows lebih dekat dan memungkinkan untuk memfasilitasi
pengambilan keputusan oleh investor.
Sifat normatif dari pendekatan ini (D-MA) mengarahkan
pendekatan teori yang lebih baru mengumumkan bahwa D-MA tidak ilmiah.
Bagaimanapun Mattesich menunjukkan dengan sangat jernih bahwa value-laden
assumptions memerlukan aspek aktivitas berorientasi tujuan (means-ends)
sebagaimana ilmu administrasi termasuk akuntansi. Dengan kata lain metode dan
pendekatan ilmiah dapat dimanfaatkan dapat dimanfaatkan dalam aktivitas yang
berkeinginan akhir menentang, misalnya ilmu alam yang mencoba melukiskan
dunia alam. Bila tidak mendominasi seperti digunakan sebagai prioritas pada
peningkatan riset empirik dalam akuntansi, pendekatan ini masih merupakan
fokus yang penting dalam riset akuntansi.
Dua keputusan besar tercakup oleh pendekatan ini
1.
memungkinkan user memprediksikan
dengan lebih baik cash flow pada masa depan
2.
menganalisa efesiensi dan
efektivitas pelayanan manajemen
Riset Pasar Modal
Sebuah jumlah yang signifikan dari riset empirik/induktif
memperlihatkan harga saham perusahaan publik bereaksi dengan cepat dan dalam
keadaan tidak bias terhadap informasi baru. Karenanya harga pasar diasumsikan
dapat merefleksikan secara utuh semua informasi yang tersedia untuk publik.
Proposisi ini secara prinsip dari disiplin keuangan diketahui sebagai
effecient market hypothesis. Dalam tambahan return on security adalah sebuah
fungsi dari resiko; volatility (kemudahan berubah) dari return on security terhadap
volatility dari seluruh pasar saham. Wawasan yang sangat signifikan
meningkat memberi tekanan pada peragaman portofolio investasi lebih
dari mencoba untuk ‘menggendang’ pasar
pada sebuah basis saham individu. Hipotesa efesiensi pasar memiliki potensi
implikasi yang signifikan pada akuntansi. Misalnya karena informasi
terefleksi dengan cepat pada harga saham, daya dorong untuk peningkatan
keterbukaan dengan sedikit perhatian pada pilihan alternatif akuntansi tumbuh
lebih kuat. Sejak hipotesa efesiensi market diungkapkan return on risk
didasarkan pada resiko, riset lain mencoba
menaksir hubungan akuntansi yang didasarkan pada pengukuran resiko (misalnya
rasio Laporan Keuangan) dan pasar yang didasarkan pada pengukuran resiko.
Dampak dari pilihan kebijakan akuntansi pada security price juga diuji secara
luas.
Riset Perilaku
Riset perilaku adalah area penting lainnya yang harus
diselidiki. Perhatian utama dari riset ini adalah bagaimana pengguna laporan
keuangan membuat keputusan dan informasi apa yang mereka butuhkan.
Pendekatannya adalah deskriptif, sedangkan pendekatan decision model adalah
normatif. Kebanyakan penelitian ini menggunakan subyek situasi percobaan yang
terkendalikan dengan seksama
McIntyre, misalnya mencoba menemukan apakah informasi
replacement cost lebih bermanfaat dari historical cost dalam mengevaluasi
rate of return annual aktual? Dengan kata lain, pendekatan ini mencari
pengertian informasi terseleksi dan bagaimana prosesnya. Empat perusahaan
menengah pada industri ban dan karet dianalisa lebih dari tiga tahun periode.
Subyek penelitian McIntyre adalah mahasiswa S1 dan S2. Sebagian mahasiswa
lebih memilih laporan keuangan dengan replacement cost, sebagian historical
cost dan sebagian yang lain memilih keduanya. Subyek penelitian diminta untuk
memilih perusahaan yang menghasilkan rate of return annual aktual tertinggi
dalam 3 tahun
Rate of return annual aktual dirumuskan sbb;
r = 1 (∆M+D)
n M
n : lama asumsi periode riset(dalam tahun)
D : dividen yang diterima selama periode riset
M : nilai pasar saham pada awal periode riset
∆M : perubahan nilai pasar saham selama periode riset
Meskipun terdapat kualifikasi yang dapat dipertimbangkan,
McIntyre menemukan kegagalan untuk memperlihatkan keuntungan kepada users
laporan keuangan dengan replacement cost. Tetapi pertanyaan seberapa
representatif mahasiswa yang dijadikan subyek oleh McIntyre untuk mengambil
keputusan adalah sebuah masalah yang sebenarnya dari riset perilaku.
Pada saat riset perilaku berada pada tahapan awal, banyak
hal yang menarik. Banyak studi telah memperlihatkan ketidaksesuaian antara
model keputusan normatif dengan proses keputusan aktual dari users. Perbaikan
dari kemungkinan oleh pembuat keputusan terjadi lebih sedikit dari model
keputusan Bayesian menandakan hal tersebut adalah tepat. Riset lain menemukan
adanya tendensi untuk menggunakan laporan keuangan yang dipublikasikan untuk
tujuan pengambilan keputusan manajerial. Pada saat riset perilaku merupakan
deskriptif atau positif dalam pendekatannya akan mudah melompat kepada
kesimpulan normatif yang memakai data akuntansi untuk tujuan pengambilan
keputusan.
Teori Keagenan
Teori keagenan atau teori kontrak adalah sebuah tipe
penting dalam riset akuntansi saat ini. Teori keagenan bisa merupakan
deduktif dan induktif dan merupakan contoh yang istimewa dari riset perilaku
walaupun akar teori keagenan pada keuangan dan ekonomi lebih dari psikologi
dan sosiologi. Asumsi yang mendasari adalah reaksi individu pada saat terjadi
konflik antara kepentingannya dengan kepentingan perusahaan. Asumsi lain yang
penting dari teori adalah titik persimpangan antara banyak tipe kontrak di
antara manajemen, pemilik, kreditur dan pemerintah. Hasilnya teori keagenan
memperhatikan variasi cost dari hubungan pemantauan dan pelaksanaan di antara
kelompok yang beragam,
Misalnya, audit dapat dilihat sebagai instrumen untuk
memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan telah sesuai dengan SPI. Dalam
tambahan, laporan sendiri –menduga opini unqualified- diasumsikan menemukan
ukuran sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Audit, untuk itu
mencoba memberi jaminan pada pihak luar seperti pemilik dan kreditur tentang
pengelolaan perusahaan oleh manajemen. Banyak hubungan keagenan antara bagian
yang didefenisikan atau diatur oleh akuntansi. Termasuk di dalamnya
perjanjian obligasi, kontrak kompensasi manajemen dan ukuran perusahaan.
Frekuensi perjanjian obligasi menentukan tingkat maksimum dari ratio laksana
debt to equity. Pelanggaran bisa menyebabkan kegagalan teknis. Yang lebih
sempit dari debt to equity, manajemen akan memilih alternatif akuntansi yang
akan meningkatkan income. Manajemen berkemungkinan mencoba untuk memilih
metode yang akan meningkatkan income dan juga meningkatkan bonus. Sebagai
hasil, pilihan metode akuntansi oleh perusahaan akan dipengaruhi oleh akibat
dari kontrak keagenan.
Salah satu hipotesa teori keagenan adalah manajemen akan
mencoba meminimalisir kesejahteraannya sendiri dengan meminimalisasi kenaikan
berbagai biaya keagenan dari pengawasan dan kontrak. Ini tidak sama dengan
manajemen memaksimalisasi nilai perusahaan. Ketika manajemen mencoba
menaikkan kompensasi, berarti ini dilakukan dalam framework menaikkan net
income, ROI atau ukuran akuntansi serupa yang juga mengubah secara positif
harga saham perusahaan.
Karenanya, meminimalisir beban kontrak menunjukkan
mengacaukan secara negatif hubungan ‘halus’ antara akuntansi yang didasarkan
pada pengukuran kinerja dan tidak mendapatkan opini qualified dalam audit.
Pada saat manajemen utama mengendalikan biasanya akan meningkatkan kinerja,
manajemen akan mencoba memilih aturan akuntansi yang segera dapat
meningkatkan income, seperti dalam kasus kredit pajak investasi untuk
meningkatkan kompensasi bagi dirinya. Pada kasus serupa, tindakan manajemen
tidak selalu merupakan yang terbaik bagi pemegang saham. Inilah yang biasa
disebut perilaku oportunis atau risiko moral.
Asumsi lain dari sifat dasar perusahaan berhadapan dengan
aumsi dasar teori keagenan bahwa perusahaan adalah tempat banyak tipe
hubungan. Chamber misalnya melukiskan perusahaan sebagai koalisi sementara
antara partisipan pada keseimbangan yang tidak stabil. Bagi Chambers koalisi
hanyalah entitas palsu yang berhadap-hadapan dengan beragam partisipan dalam
pandangan teori keagenan, di mana perusahaan sesungguhnya tidak memiliki
peran. Dalam pandangan koalisi, income sebagai sebuah pengukuran kinerja
ekonomi perusahaan dan secara ekonomi dapat mengukur asset dan liabilities
adalah fungsi penting dari akuntansi dan seharusnya menjadi pertimbangan
utama dalam penyusunan standar keagenan. Tidak ada titik pandang yang eksis
dalam teori keagenan. Tidak ada ‘benar’ atau ‘salah’. Beragamnya teori dan
sudut pandang memberikan wawasan penting bagi akuntan, auditor, users dan
penyusun standar. Tak ada pendekatan individu yang dipertimbangkan lebih dari
yang lain, kontribusi penting bisa datang darimana saja dan dari semua
sumber. Selanjutnya, penganut dari riset teori keagenan menuntut agar hasil positif
dan deskriptif dan tidak dapat digunakan untuk tujuan kebijakan. Tidak ada
alasan mengapa penyusun standar tidak menggunakan dasil dari riset teory
agency dipertimbangkan benar dan berguna.
Informasi Ekonomi
Akuntan menjadi meningkat kesadarannya terhadap cost dan
benefit dalam menghasilkan informasi akuntansi. Ini lapangan yang relatif
baru bagi periset akuntansi; informasi ekonomi. Riset informasi ekonomi
biasanya dasarnya adalah analitis/deduktif. Dengan pengecualian dari
akuntansi arus kas model alternatif dari model akuntansi historical cost akan
–terutama- akan kelihatan mengganggu beban penciptaan informasi tambahan pada
perusahaan. Apakah penyusunan alternatif informasi atau penyusunan informasi
yang lebih luas adalah cost yang berharga adalah sebuah pertanyaan penting.
Pada dasarmya masalah ini dengan rinkas diungkapkan oleh Beaver dan Demski:
Hal pokok dari argumen pada
kepentingan akuntansi akrual berhenti pada premis
1. income yang
dilaporkan dengan akuntansi akrual menyampaikan lebih banyak informasi dari
sedikit ambisi sistem akuntansi berorientasi cash flow
2. akuntansi
akrual adalah cara paling efesien untuk menyampaikan tambahan informasi dan
juga wajar
3. nilai dari
tambahan sistem informasi melebihi cost-nya
Informasi ekonomi mutakhir termasuk asumsi teori keagenan
dan analisa situasi dalam analisanya. Hai ini karena pembagian resiko antara
prinsip dan agen adalah koneksi dekat dengan isu apakah keduanya memiliki
informasi yang penuh atau apakah akan terjadi informasi yang timpang pada
saat salah satu terpisah (biasanya agen) memiliki informasi yang lebih banyak
dari yang lain. Tujuan dari analisa teory informasi adalah menentukan
bagaimana rancangan kontrak dioptimalkan untuk menegosiasikan insentif dan
pembagian resiko. Riset juga memperlihatkan pentingnya fungsi pelayanan
akuntansi (menilai kinerja manajemen relatif penting untuk menentukan
insentif dan reward manajemen)
Critical Accounting
Critical Accounting adalah cabang teori akuntansi yang
memandang akuntansi memiliki peran sebagai poros dalam memutuskan konflik
antara perusahaan dan konstituen sosial seperti buruh, konsumen dan
masyarakat umum. Hal ini secara langsung diperhatikan secara aktif dalam
peran sosial akuntan. CA merupakan perpaduan gabungan dua area lain dari
akuntansi yang dikembangkan sejak 1960-an yaitu akuntansi kepentingan publik
dan akuntansi sosial. Akuntansi kepentingan publik melakukan pekerjaaan bebas
dari pajak dan nasehat keuangan pada individu, kelompok dan usaha kecil yang
tidak mampu membayar jasa tersebut. Akuntansi sosial menyinggung usaha
menjelaskan pengukuran untuk mengambil dari perusahaan beban eksternal,
seperti polusi yang menimbulkan kerusakan pada masyarakat. CA lebih luas dari
akuntansi kepentingan publik dan akuntansi sosial (namun keduanya masih
tercakup). Selanjutnya, tujuan dari periset CA bergerak dari menempati
pinggiran AKP dan AS menuju mainstreem riset akuntansi (dan tindakan) dengan
mengadopsi...perspektif yang didasari oleh konflik...
CA berbeda dengan dengan area riset lain yang telah
didiskusikan. Riset lain mengarahkan pemisahan yang tajam antara periset
dengan bidang penelitiannya. Misalnya, periset akuntansi positif dan perilaku
meyakini bahwa mereka melaporkan dengan sederhana perilaku dari subyek yang
mereka uji. Tak dapat disangkal, periset normatif melihat realitas sebagai
sesuatu yang independen dari mereka. Sehingga pekerjaan mereka dipengaruhi
cara yang paling bermanfaat untuk melaporkan pada operasional dan keterangan
bisnis dan entitas lainnya. Periset CA meyakini dalam memandang dan meneliti
mereka harus membantu mempertajam realitas tersebut. Seperti yang dikatakan
Chua
Interaksi yang saling
menguntungkan antara pengetahuan dan manusia –dunia fisika- pembuatan
pengetahuan dibatasi oleh manusia yang membuat aturan atau keyakinan yang
mendefenisikan wilayah pengetahuan, fenomena empirik dan hubungan keduanya.
Epistimologi (studi yang menjelaskan bagaimana menentukan suatu ilmu)
memutuskan asumsi adalah menghitung keyakinan yang dapat diterima oleh kriteria
yang spesifik dan proses menaksir klaim kebenaran
Tinker memberi contoh yang menarik dari ilmu astronomi
untuk mengilustrasikan masalah yang dirasakan oleh Critical Accountant. Ia
membicarakan planet Uranus. Semua periset akan mengatakan bahwa ‘Uranus’
adalah planet sebuah entitas yang independen dari kita. CA’t mengatakan bahwa
kita menginterpretasikan realitas yang kita namakan ‘Uranus’. Lagi pula usaha
kita untuk menggambarkan secara ilmiah terbatas oleh instrumen yang memberi
tahu kita yang perlu diinterprertasikan kembali. Sebagai contoh, ‘Venus’
memiliki permukaan yang sangat panas dan sering digambarkan ‘tidak
bersahabat’ dan ‘bermusuhan’ meskipun itu hanya obyek yang mati.
Chua menggambarkan keadaan ini
Para filasuf yang kritis menerima
standar dengan penjelasan ilmiah cukup pertimbangan konteks temporal.
Kebenaran merupakan proses yang ditempa dari luar dan dalam praktik sosial
dan sejarah. Tidak ada teori-kenyataan independen yang dapat membuktikan atau
tidak secara meyakinkan sebuah teori.
Selanjutnya, ketika kita membahas pengukuran belaka,
-sementara berkemungkinan tidak benar,
dan subyek yang membatasi instrumen pengukuran kita dan teori yang mendasari-
kata-kata penjelasan mengambil alih realitas yang kita gambarkan.
Hal ini karena interpretasi kita terhadap realitas tidak
bisa netral, makanya CA’t meyakini bahwa akuntansi harus lebih ditekankan
untuk mencoba menyelesaikan masalah-masalah sosial. Ini dicurigai sebagai
serangan yang ditujukan pada teori keagenan dan sifat dasar bebas nilai dari
riset. Dalam riset CA sedikit menekankan pada model matematika dan statistik
dan lebih pada penjelasan sejarah.
Inilah penjelasan untuk riset CA, mungkin lebih
menjanjikan dari yang lain. Tetapi kami percaya bahwa semua pendekatan memberi
kontribusi pada pengetahuan kita dan menyediakan wawasan pada proses
kebijakan.
Revolusi Ilmiah Akuntansi?
Seperti dinyatakan dalam pembahasan mengenai banyak sudut
pandang tentang riset akuntansi, riset akuntansi merupakan bidang yang dapat
berubah secara terus menerus. Sebagian diprediksi sebagai revolusi ilmiah
dalam akuntansi karena ketidakpuasan dengan paradigma yang ada. Paradigma
adalah bagian pemecahan masalah yang dipandang sebagai ilmu atau disiplin.
Dalam akuntansi, bagian paradigma adalah historical costing yang didasari
oleh konsep realisasi, matching dan prinsip-prinsip lainnya seperti
konservatisme, going concern, entitas akuntansi dan periode waktu.
Ketidakmampuan historical cost dalam mengatasi masalah pelaporan keuangan
sepanjang tahun 1970-an untuk bangkit dari inflasi hebat menyebabkan
ketidakpuasan. Dampak inflasi pada saat itu ditambah lagi dengan bersamaan
dengan pengembangan riset empirik di bidang akuntansi sebaik perspektif riset
lainnya mengidamkan kemungkinan pengembangan paradigma dalam akuntansi.
Kita akan mempertanyakan apakah ini kasus sesungguhnya?
Penganut current valuation saling berbeda pendapat, selanjutnya dengan
mengurangnya inflasi selama tahun 1980-an kritik terhadap historical cost
mereda. Akan tetapi pengaruh yang mempelopori pengembangan paradigma baru
dalam akuntansi akan tetap ada. Dapat dikatakan bahwa banyak banyak
pendekatan baru dalam riset dalam akuntansi saat yang menyenangkan untuk
terlibat dengan akuntansi keuangan.
Hanya waktu yang akan menjawab apakah ada sebuah metode
penilaian baru atau tipe paradigma lain yang akan muncul sebagai kekolotan
baru kita
IKHTISAR
Salah satu jalan untuk mengembangkan teori akuntansi
adalah melalui riset.
Metode mendapatkan kesimpulan dari premis dapat ditentukan
dengan metode induktif (logika dari premis ke kesimpulan) dan dengan metode
deduktif (mendapatkan data dan menyangkal hipotesis).
Metode deduktif bersifat normatif, umum, ideal sedangkan
deduktif bersifat deskriptif murni (alaupun dalam mendapatkan temuan tidak
bebas nilai
Metode deduktif dan induktif dapat saling melengkapi.
Jelasnya pembuatan kebijakan akuntansi adalah normatif
sejak perhatian dengan menentukan metode akuntansi dan bagian tertentu yang
membutuhkan pengungkapan.
Apakah akuntansi merupakan seni atau ilmu. Di bidang seni
setiap orang bebas menggunakan interpretasi pribadinya dalam menjalankan
keahliannya. Sedangkan ilmu lebih teliti, setiap pelaku harus memiliki
konsensus yang melibatkan relatif banyak (pihak) ketika mengukur sebuah fenomena
yang sama. Tetap ada kemungkinan perbedaan dalam ilmu. Akuntansi kelihatan
lebih dekat kepada seni akibat terlalu banyak kebebasan dalam menentukan
metode akuntansi dan ketelitian pengukuran fenomena oleh akuntan belum jadi
disiplin saat ini.
Riset akuntansi mengikuti banyak arahan; yang paling dekat
dengan fungsi penyusunan standar adalah decision-model approach. Banyaknya
arahan tersebut belum dapat dikatakan sebagai revolusi ilmiah di bidang
akuntansi, karena historical cost masih menjadi paradigma yang dominan
sumber : internet
|
|||
Teori Akuntansi dan Riset Akuntansi
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar