Dari kata yang berjudul diatas belum banyak masyarakat Indonesia yang mengerti atau paham apa yang dimaksud dengan kata tersebut . memang ini adalah bahasa daerah yang berasal dari kepulauan Bangka, yang arti dari kata Dek kawa Nyusah adalah suatu ungkapan untuk mengambarkan seseorang yang tidak mau melakukan sesuatu dengan alasan atau tanpa alasan. Istilah ini lebih banyak melambangkan  sikap pemalas seseorang. Itu bisa dilihat sendiri dari perilaku sehari – hari yang banyak terjadi di  Bangka.
Saya juga menyadari sikap ini memang telah menjadi suatu masalah yang seharusnya dihilangkan dari pemikiran masyarakat karena akan berdapak besar terhadap perkembangan dan kemajuan Bangka itu sendiri. Karena sikap ini membuat pola pikir yang selalu ingin mudah dalam arti berusaha seminim mungkin tetapi mengharapkan  untuk besar. Dengan pola pemikiran seperti ini menyebabkan masyarakat di Bangka tidak maju dan berkembang . ketidak majuan msyarakat ini  bisa dilihat dari aspek pendidikan, pekerjaan. Semua aspek tersebut di kuasai oleh provinsi lain.
Dilihat dari aspek pendidikan adalah banyak dari siswa yang ada dalam suatu lembaga pembelajaran tersebut masih kurang kesadaran tanggung jawab, ke disiplinan, dan  kerjasama. Sehingga banyak dari mereka mengangap sekolah hanya suatu beban untuk mencari nilai. Salah satu sikap yang timbul dari perilaku “ Dek Kawa Nyisah “ adalah  budaya menyontek. Karena disaat sikap dek kawa nyusah ini ada di pikiran siswa maka yang terjadi adalah siswa tersebut akan malas belajar dan mereka selalu bergantungan dengan kawan – kawan mereka yang dianggap pintar. Mereka yang masih mempunyai sikap ini kelaknya tidak akan menjadi apa – apa, kalau adapun akan menjadi beban bagi kepulauan Bangka ini bahkan bagi Indonesia.
Solusi menurut saya dalam merubah pola pikir “dak kawa nyusah” untuk tingkatan pendidikan adalah:
1.  Membuat kegiatan pembelajaran bukan hanya sekedar teori saja kalau bisa di aplikasikan dengan praktek.
2.  Merubah pemikiran siswa bahwa tujuannya adalah bukan sekedar mencari nilai saja tapi bahawa dalam pebelajaran tersebut adalah menikmati proses yang berlangsung.
3.  Menanamkan tanggung jawab kepada mahasiswa bahwa apa yang mereka lakukan sekarang menentukan masa depan mereka.
4.  Penilaian hasil akhir dari proses pembelajaran bukan hanya dilihat dari hasil ujian tetapi juga dilihat dari sikap, peran aktif siswa tersebut dan lainya.
5.  Para pendidik juga harus berperan dan bertanggung jawab penuh terhadap tugasnya. Apa bila sudah sesuai maka akan mudah mengelola siswa tersebut.
Mungkin ini adalah dari sedikit solusi yang dapat saya berikan karena saya juga termasuk dari dampak dari pola pikir “ Dek kawa nyusah “.

Ditulis : Deriaprianto74