BAB 1
PENDAHULUAN


A.    Latar belakang
Indonesia yang terkenal sebagai bangsa multikulturalisme memiliki banyak keanekaragaman identitas. Contoh kecilnya adalah Pulau Bangka. Pulau Bangka terdiri dari beragam desa yang kental dengan ketradisionalannya yang tentunya memiliki ciri khas masing-masing. Ciri khas itulah yang dilihat sebagai identitas desa itu. Identitas itu seharusnya dijaga dan dipelihara agar tetap merepresentatifkan ciri khas sebuah desa.
Namun dewasa ini, istilah ‘desa rasa kota’ semakin digemari. Arus globalisasi yang makin pesat lambat laun telah menggeser identitas yang telah membudaya pada suatu desa. Selain itu, masuknya teknologi yang kian canggih ke suatu desa terkadang disalahgunakan. Penyalahgunaan itu yang menyebabkan masyarakat suatu desa sedikit demi sedikit melupakan budaya yang telah mereka cipta.
Keramaian kota memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap budaya yang menjadi identitas suatu desa. Semakin hari identitas itu semakin luntur. Lunturnya identitas itu justru melahirkan perilaku konsumtif pada suatu kelompok masyarakat. Semua yang dibutuhkan ingin diperoleh dengan waktu yang relatif singkat layaknya di sebuah kota.
Salah satu desa yang mengalami pergeseran budaya itu adalah desa Kota Kapur. Desa tersebut dulunya kental dengan nuansa adat tapi seiring perkembangan zaman terdapat banyak perubahan yang membedakan desa Kota Kapur dulu dengan yang sekarang. Perubahan itu yang membuat desa Kota Kapur tak jauh beda dengan desa yang lain. Pergeseran budaya itu menjadi perhatian kami untuk menilik budaya apa yang terkikis di desa Kota Kapur.
B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
“Budaya apa saja yang telah terkikis di desa Kota Kapur kecamatan Mendo Barat?”



BAB 2
PEMBAHASAN


Desa Kota Kapur adalah desa yang terletak di kecamatan Mendo Barat kepulauan Bangka Belitung. Sebelah barat berbatasan dengan laut lepas,timur hutan luas,sebelah selatan berbatasan dengan Desa penagan ,dan sebelah utara berbatasan dengan sungai tanjung raya yang bermuara ke laut lepas.
Desa ini terkenal sejak ditemukannya prasasti situs Kota Kapur pada masa kejayaan kerajaan Sriwijaya pada tahun 682 sebelum masehi.dan daerah tersebut dijadikan sebagai benteng kerajaan.sampai sekarang bukti peninggalan yang berupa candi-candi masih ada di desa tersebut dan terkubur di dalam tanah.tapi sebagaian dari bukti peninggalan desa terbebut banyak diambil baik bagi penduduk maupun dijadikan barang pajangan di museum seperti berbagai kerajinan tembikar dan prasasti bersegi delapan yang sekarang sudah berada berada di musium indonesia.
Masyarakat desa Kota Kapur dulunya adalah masyarakat yang bersifat metafisik karena di kehidupan mereka sehari-hari tidak jauh dari hal-hal yang bersifat mistis,seperti santet dan lainya.dulunya desa Kota Kapur diselubungi oleh mantra-mantra agar tidak diganggu oleh mahluk-mahluk karena pada saat itu mereka sering diganggu oleh mahluk halus dan kekuatan negatif lainnya.dan kebudayaan lainnya yang sering mereka kerjakan pada saat itu.
Seiring perkembangan zaman dan masuknya teknologi banyak budaya-budaya yang pudar bahkan hilang dari kehidupan masyarakat desa tersebut. Pemikiran mereka sudah beralih ke arah rasional, hal-hal yang bersifat mistis sudah mereka tinggalkan dan masyarakat desa Kota Kapur sekarang lebih mengutamakan mengumpulkan materi daripada hal yang bersifat kuno dan ketinggalan zaman.walaupun masih ada sebagian dari kebudayaan yang masih mereka pegang.
Budaya-budaya yang sudah hilang dari Desa Kota Kapur antara lain;

A.Taber Kampung
Taber Kampung adalah sejenis ritual yang berfungsi sebagai pengusir bala,mereka percaya bahwa dengan diadakan taber kampung maka desa mereka akan terlepas dari bala.prosesi taber klampung diadakan satu tahun sekali pada tanggal 28 april yang bertepatan dengan ulang tahun Desa Kota Kapur. Awal mulanya sesepuh  atau dukun kampung membaca doa-doa setelan itu satu persatu dukun tersebut memercikkan air yang telah diberi mantra-mantra
Ke setiap rumah yang ada di desa tersebut.
B. Metet
Seperti pada budaya desa lainya dimana metet adalah budaya memburu binatang seperti burung,tupai,dll yang menggunakan alat tradisional yaiti petet atau dalam bahasa indonesia yaitu ketapel.sekarang budaya tersebut sudah pudar dengan alat yang lebih modern yaitu menggunakan senapan angin.
C.Tari-tarian
Tari-tarian tradisional yang ada di desa Kota Kapur sudah hilang dimana dulunya didaerah tersebut banyak tari-tarian seperti dambus dan lainnya.sekarang sudah hilang dikarenakan pekerjaan dari mereka yang sudah terspesialisasi dan generasi penerus yang sudah tidak ada lagi.
D.Tradisi pemukulan tawa-tawa
Tawa-tawa adalah sejenis alat musik yang berbentuk seperti gong dengan ukuran yang lebih kecil. Tiap hari jumat tawa-tawa tersebut dipukul dan diarak keliling kampung.setelah itu masyarakat desa berbondong-bondong ke Mesjid untuk menjalankan tradisi nganggung.
Tradisi yang masih ada di Desa Kota Kapur:
A.Maulid Nabi
Pada saat perayaan maulid Nabi seperti di desa Kemuja dan lainnya,Perasaan di Desa Kota Kapur seperti lebaran.mereka menyediakan masakan dua kali lipat lebih banyak dari lebaran yang lain karena pada perayaan itu seluruh saudara datang ke Desa tersebut untuk bersilaturrahmi.
B.   Nganggung
Nganggung adalah tradisi yang dilaksanakan dengan membawa dulang yang berisi makanan ke mesjid. Setelah sampai di mesjid, mereka akan menyantap makanan itu secara bersama-sama. Tradisi ini bertujuan untuk mempererat tali persaudaraan antar warga.



BAB 3
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Banyak kebudayaan di desa Kota Kapur yang sudah hilang akibat pengaruh dari modernitas. Budaya yang telah mereka cipta sendiri semakin terkikis seiring meningkatnya arus globalisasi. Sebagian dari mereka seakan tak sadar dengan hal itu.dan hal tersebut membuat semakin tenggelamnya budaya yang menjadi ciri khas desa tersebut.
Teknologi yang semakin canggih dan masuknya budaya barat menyebabkan mereka buta akan kebudayaan dan alat yang berasal dari kebudayaan mereka.sehingga dengan berbagai faktor yang mempengaruhi mereka membuat keadaan sosiologis masyarakat yang berpegang teguh pada kebudayaan yang mereka miliki sekarang sudah pudar bahkan sebagian sudah hilang.ditambah lagi dengan minimnya upaya mereka untuk mengangkat kembali kebudayaan mereka dulu.
B.     Saran
Saran yang dikeluarkan oleh masyarakat Desa Kota Kapur yakni harapan mereka agar Pemerintah provinsi Bangka Belitung memperhatikan mereka,jangan hanya dijadikan alat birokrasi saja..mereka sudah bosan terhadap janji-janji yang diberikan oknum pemerintah.apalagi situs yang ada di daerah desa Kota Kapur merupakan salah satu sejarah peradaban dunia yang diakui yakni tentang kerajaan sriwijaya.

sumber penulis : Dede Surya Aprianda