Neraca diturunkan dari istilah “balance
Sheet”, Statemen of Finansial Conditions”, “Statemen of Resources and
Liabilities”. Neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang aktiva
(Assets), hutang (liabilities), dan modal sendiri (owners equity) .Neraca biasa
didefinisikan sebagai laporan yang menggambarkan keadaan keuangan pada suatu
tanggal tertentu. Keadaan keuangan yang dimaksud merupakan daftar yang
sistematis tentang berapa harta yang dimiliki perusahaan, berapa hutang serta
berapa modal dari suatu perusahaan.
Penyajian neraca dapat ditujukan untuk
kepentingan umum, yakni untuk kepentingan diluar perusahaan, seperti kreditur,
lembaga pemerintah dan masyarakat umum, maupun untuk kepentingan khusus yang
bersifat intern bagi kepentingan manajemen.
Neraca merupakan salah satu laporan yang
paling penting dari suatu perusahaan. Tujuan pembuatan neraca antara lain:
1. Untuk mengetahui berapa harta kekayaan yang
dimiliki oleh perusahaan pada suatu saat tertentu, berapa utang dan berapa
modal perusahaan pada saat yang bersamaan.
2. Dengan menganalisis hubungan diantara pos-pos/
unsur-unsur dari neraca, maka para kreditur, penanam modal dan pihak-pihak lain
yang berkepentingan dapat mempelajari antara lain:
· Kemampuan dari perusahaan tersebut di dalam
melunasi kewajiban-kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang pada
saat kewajiban-kewajiban tersebut jatuh tempo.
· Kemampuan untuk mendapatkan laba.
· Kecenderungan perusahaan pada masa yang akan
datang.
Tujuan penyusunan perhitungan rugi-laba adalah untuk member gambaran mengenai hasil usaha (berapa besar laba/rugi yang diperoleh) perusahaan dalam suatu periode tertentu. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba akan dipergunakan untuk mengukur kemampuan dan pertumbuhan.
Tujuan penyusunan perhitungan rugi-laba adalah untuk member gambaran mengenai hasil usaha (berapa besar laba/rugi yang diperoleh) perusahaan dalam suatu periode tertentu. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba akan dipergunakan untuk mengukur kemampuan dan pertumbuhan.
HUBUNGAN ANTARA NERACA DAN LABA RUGI
Dalam teori akuntansi dikenal dua pendekatan
dalam menilai hubungan antara neraca dan laba rugi, yaitu :
1. Pendekatan articulated
Artinya laporan laba rugi itu dianggap sebagai
subklasifikasi dari pos modal. Laba rugi hanya merupakan hasil matematis yang
berasal dari perubahan modal dari suatu periode ke periode lainnya. Dalam pendekatan articulated ada dua
konsep, yaitu konsep revenue expense approach
dan asset-liability approach.
· revenue expense
laporan laba rugi dianggap laporan yang paling
utama semua transaksi dipandang sebagai pos revenue dan expense, semua
transaksi dianggap sebagai pengakuan laba (matching), pengukuran laba dan alokasi
ke laba rugi. Dalam konsep ini yang dipindahkan ke neraca adalah by product
dari hasil pengakuan laba atau matching tadi. Artinya yang dicatat ke neraca
hanya deferred credits (liabilities) dan deferred charges (asset).
· Asset Liability Approach
Pendekatan ini lebih menganggap bahwa langkah
pertama bukan mengukur laba, tetapi mengukur harta dan kewajiban.
2. Pendekatan non-articulated
Neraca dan laporan laba rugi ini secara
matematis independen satu sama lain. Pendekatan non-articulated ini tidak
banyak menjadi perhatian, dalam konsep ini ada transaksi yang tidak
mempengaruhi laba tetapi langsung dipindah ke pos yang bukan hasil dan bukan
biaya. Misalnya,ada kerugian sementara yang langsung dianggap merupakan
penyesuaian terhadap unrealized capital (belum direalisasinya modal).
Kegunaan dan Keterbatasan Neraca (Balance
Sheet).
Salah satu laporan keuangan utama yang disiapkan
oleh para akuntan adalah neraca yang menunjukkan
status keuangan entitas bisnis pada waktu tertentu. Neraca kadang-kadang disebut juga sebagao
laporan posisi keuangan yang melaporkan aktiva,
kewajiban, dan ekuitas pemegang saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu. Neraca memiliki
bagian-bagian yang seimbang. Sisi kiri memuat aktiva yang mencerminkan sumberdaya yang dimiliki
perusahaan.Sedangkan sisi kanan memuat kewajiban dan ekuitas pemilik yang
mencerminkan klaim terhadap
sumberdaya yang dimiliki perusahaan. Kesembangan dari persamaan neraca atau sisi kiri dan kanan tidak
dapat diubah oleh transaksi apapun. Seoarang akuntan
yang menyusun sebuah neraca yang tidak seimbang mengetahui bahwa suatu kesalahan klerikal telah terjadi. Dengan
melihat apa yang termuat dalam sisi kiri
dan kanan neraca maka neraca dapat juga membantu meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas dimasa yang
akan datang.
1.
Kegunaan
Neraca.
Dengan menyediakan informasi mengenai aktiva,
kewajiban dan ekuitas pemegang saham, neraca
merupakan dasar untuk menhitung tingkat pengembalian dan mengevaluasi struktur modal perusahaan.
Dalam hal ini neraca dapat dimanfaatkan untuk
menganalisis likuiditas, solvabilitas dan fleksibilitas keuangan perusahaan.
RANGKUMAN
· Likuiditas, menunjukkan jumlah waktu yang diperkirakana akan dibutuhkan sampai suatu aktiva terealisasi atau sebaliknya
dikonversi menjadi kas atau sampai kewajiban
dibayar. Kreditor sangat berkepentingan dengan ratio likuiditas jangka pendek, seperti ratio kas terhadap
kewajiban jangka pendek,karena ratio ini mengindikasikan apakah perusahaan akan
memiliki sumberdaya untuk melunasi kewajiban
lancarnya dan ayang segera jatuh tempo. Demikian juga, pemegang saham menggunakan likuiditas untuk mengevaluasi
kemungkinan deviden tunai, atau
pembelian kembali saham. Secara umum, semakin tinggi likuiditas, semakin kecil resiko kegagalan
perusahaan.
· Solvabilitas, mengacu pada kemampuan perusahaan untuk mebayar hutanghutangnya
pada saat jatuh tempo. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan memiliki hutang jangka panjang yang tinggi
relative terhadap aktiva, maka perusahaan ini mwmiliki
solvabilitas (solvency) yang lebih rendah disbanding perusahaan sejenis dengan hutang jagka panjang
yang rendah. Solavabilitas yang rendah mengindikasikan
bahwa perusahaan relative lebih beresiko karena aktivanya akan diperlukan untuk membayar kewajiban tetap ini.
· Fleksibilitas keuangan. Likuiditas dan solvabilitas mempengaruhi
fleksibilitas entitas yaitu kemampuan
perusahaan mengambil tindakan yang efektif untuk mengubah jumlah dan penetapan waktu arus kas sehingga bisa bereaksi
terhadap kebutuhan dan peluang
yang tak terduga. Sebuah perusahaan yang memiliki banyak hutang menjadi tidak fleksibel secara keuangan, mungkin
memiliki sumber kas yang terbatas
atau tidak sama sekali untuk membiayai ekspansi atau melunasi hutang yang telah jatuh tempo.
Sementara sebuah peusahaan yang mempunyai tingkat
fleksibilitas keuangan yang tinggi akan lebih mampu melalui periode yang buruk, memulihkan diri dari krisis,
dan memanfaatkan peluang investasi yang tak
terduga dan menguntungkan. Secara umum semakin tinggi fleksibilitas keuangan, semakin kecil resiko
kegagalan perusahaan.
2.
Keterbatasan
Neraca
Meskipun memilki banyak manfaat, neraca memiliki
beberapa keterbatasan serius. Pemakai
eksternal sering kali perlu mengetahui nilai sebuah perusahaan. Namun neraca secara umum tidak mencerminkan
nilai saat ini dari suatu usaha. Rasio yang disukai antara para pemain di bursa efek adalah rasio
buku terhadap pasar (book-to-market
ratio) dihitung sebagaia total nilai buku modal biasa (total book value of common equity) dibagi dengan total
nilai pasar modal biasa (total market value of common
equity). Rasio ini mencerminkan perbedaan antara nilai neraca sebuah perusahaan dan nilai pasar actual
perusahaan. Biasanya rasio ini selalu berkisar kurang
dari satu karena banyak aktiva dilaporkan pada biaya historis. Selain itu karena laporan keuangan laba-rugi dan neraca saling berhubungan, maka tidaklah mengejutkan jika
neraca memiliki banyak keterbatasan yang sama
dengan laba-rugi. Berikut adakah keterbatasan penting dari neraca :
·
Biaya
historis. Sebagian besar aktiva
dan kewajiban dicatat pada biaya histories atau harga perolehan. Akibatnya, informasi yang dilaporkan dalam
neraca memiliki reliabilitas
yang lebih tinggi di satu sisi, namun disisi lain dikecam karena nilai wajar saat ini yang lebih releven
tidak dilaporkan.
·
Pertimbangan
dan estimasi yang digunakan untuk menentukan berbagai posyang dilaporkan dalam
neraca. Misalnya masa manfaat
suatu aktiva, Jumlah piutang yang tak
tertagih, Jumlah beban garansi yang harus dicadangkan dan lainlain.
·
Aktiva
tidak berwujud. Sumberdaya manusia
yang handal, produk yang unggul, pelayanan yang
irma terhadap pelanggan ini jelas merupakan aktiva penting bagi perusahaan, namun neraca tidak
dapat melaporkan karena tidak bisa dicatat atau diukur secara objektif.
·
Nilai
tukar. Sebuah masalah yang
berhubungan dengan neraca adalah ketidakstabilan nilai tukar yang mengakibatkan tidak dapat
dipertahankannya daya beli yang konstan,
sementara sumberdaya dan ekuitas pada neraca tidak disesuaikan terhadap perubahan didalam daya beli
dari unit pengukuran.
·
Komparabilitas. Keterbatasan lain dari neraca juga berhubungan
dengan kebutuhan untuk bisa
dibandingkan (comparability), yaitu bahwa tidak semua perusahaan mengklasifikasikan dan melaporkan
semua unsure neracanya dengan cara yang sama. Misalnya
Klasifikasi judul dan perkiraan yang beragam. Perbedaan semacam ini membuat perbandingan menjadi sulit dan
mengurangi nilai potensial analisis
neraca.
·
Off-Balance-Sheet. Meningkatnya penggunaan dari pendanaan di luar
neraca (off-balance-sheet).
Untuk menghindari pelaporan kewajiban dalam jumlah yang besar pada neraca perusahaan. Pada kenyataan,
aspek utama dari skandal akuntansi ENRON adalah
penggunaan perjanjian pendanaan yang kreatif (dengan nama yang eksotik seperti Rhytms dan Raptor)
Salah satu tantangan paling signifikan yang dihadapi profesi akuntansi adalah keterbatasan laporan keuangan, misalnya neraca.
Sejumlah observasi enunjukkan bahwa para pemakai
menentang penggantian model akuntansi berdasar histories dengan akuntansi berdasar nilai wajar. Akan
tetapi, mereka menaganggap bahwa informasi nilai wajar berguna untuk jenis aktiva dan kewajiban
tertentu serta untuk jenis industri
tertentu. Selain itu, para pemakai juga menginginkan perusahaan mengungkapkan informasi mengenai
estimasi serta asumsi yang digunakan untuk
menentukan jumlah aktiva dan kewajiban yang material. Terakhir mereka menginginkan informasi
kualitatif dan kuantitatif tentang resiko yang terkait denga instrument keuangan serta perjanjian pembiayaan
diluar neraca.
UNSUR-UNSUR NERACA
Neraca adalah sebuah daftar aktiva dan kewajiban
organisasi pada saat tertentu. Selisih antara aktiva
dan kewajiban disebut ekuitas. Modal dapat dikatakan sebagai aktiva yang dimiliki oleh pemilik organisasi
yaitu jumlah yang akan tersisa jika seluruh
kewajiban dibayar. Neraca adalah pernyataan dari persamaan akuntansi dasar.
Aktiva = Kewajiban +
Ekuitas Pemilik
Tiga komponen yang terdapat pada neraca
didefinisikan sebagai berikut :
· AKTIVA (ASSET)
FASB mendefinisi aset
dalam rerangka konseptualnya sebagai berikut (SFAC No 6, prg 25):
Assets are probable future economic benefits
obtained or controlled by a perticular entity as a result of past transactions
or events.
(Aset adalah manfaat ekonomik masa datang yang
cukup pasti atau diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas akibat
transaksi atau kejadian masa lalu.)
pada dasarnya dapat disimpulkan bahwa terdapat
tiga karakteristik utama yang harus dipenuhi agar suatu objek atau pos dapat
disebut aset, yaitu:
1. Manfaat ekonomik
yang datang cukup pasti
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek
harus mengandung manfaat ekonomik di masa datang yang cukup pasti. Uang atau
kas mempunyai manfaat atau potensi jasa karena daya belinya atau daya tukarnya.
Sumber selain kas mempunyai manfaat ekonomik karena dapat ditukarkan dengan
kas, barang, atau jasa, karena dapat digunakan untuk memproduksi barang dan
jasa, atau karena dapat digunakan untuk melunasi kewajiban.
2. Dikuasai atau dikendalikan
entitas
Untuk dapat disebut sebagai aset, suatu objek
atau pos tidak harus dimiliki oleh entitas tetapi cukup dikuasai oleh entitas. Oleh, karena itu, konsep
penguasaan atau kendali lebih penting daripada konsep kepemilikan. Penguasaan
disini berarti kemampuan entitas untuk mendapatkan, memelihara/menahan,
menukarkan, menggunakan manfaat ekonomik dan mencegah akses pihak lain terhadap
manfaat tersebut. Hal ini dilandasi oleh konsep dasar substansi mengungguli
bentuk yuridis (substance over form). Pemilikan (ownership) hanya mempunyai makna
yuridis atau legal.
3. Timbul akibat
transaksi masa lalu
Kriteria ini sebenarnya menyempurnakan
kriteria penguasaan dan sekaligus sebagai kriteria atau tes pertama (first-test) pengakuan objek sebagai aset. Aset harus
timbul akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu adalah kriteria untuk
memenuhi definisi. Penguasaan harus didahului oleh transaksi atau kejadian
ekonomik. FASB memasukkan transaksi atau kejadian sebagai kriteria aset karena
transaksi atau kejadian tersebut dapat menimbulkan (menambah) atau meniadakan
(mengurangi) aset. Misalnya perubahan tingkat bunga, punyusutan atau
kecelakaan.
Unsur-Unsur Aktiva/Aset
1. Aktiva lancar(current assets)adalah kas dan aktiva lainnya yang diharapkan
akan dapat dikonversi menjadi kas,dijula atau dikonsumsi dalam satu tahun atau
dalam satu siklus operasi, tergantung mana yang lebih panjang. Aktiva lancar
disajikan dalam neraca menurut urutan likuiditas. Lima pos pentinh dari aktiva
lancar adalah :
a. Kas (cash), dilaporkan pada nilai ditetapkannya. Suatu kas yang
penggunaannya tidak dibatasi dilaporkan sebagai aktiva lancar, begitu juga kas
yang penggunaannya dibatasi untuk membayar kewajiban yang segera jatuh tempo.
Namun jika pembatasan tersebut terjadi karena akan digunakan selain pelunasan
hutang lancar, maka tidak boleh dilaporkan sebagai aktiva lancar, tapi sebagai
aktiva lain-lain.
b. Investasi jangka pendek( dalam sekuritas ) dikelompokkan kedalam tiga portofolio yang
terpisah untuk tujuan penilaian dan pelaporan. Sekuritas yang dipegang hingga
jatuh tempo 9held-to-maturity) dan sekuritas yang tersedia untuk dijual
(available-for-sale) dapat diklasifikasikan sebagai aktiva lancar atau tidak
lancar tergantung kondisinya, sedang semua sekuritas diperdagangkan (trading)
apakah itu sekuritashutang atau ekuitas diklasifikasikan sebagai aktiva lancar.
c. Piutang (account Receivable). Semua hal yang terkait dengan piutang seperti
ketugian yang diantisipasi akibat piutang tidak tertagih, serta setiap piutang
yang digadaikan sebagai jaminan harus diidentifikasi dengan jelas.
d. Persediaan( inventory). Untuk menyajikan persediaan secara tepat,
metode penetapan harga yaitu fifo lifo harus diungkapkan.
e. Beban dibayar di muka.yang termasuk dalam aktiva lancar adalah
pengeluaran yang telah dilakukan untuk manfaat yang akan diterima dalam waktu
satu tahun atau siklus operasi, tergantung mana yang lebih panjang.
2. Aktiva tidak lancar. Adalah seluruh aktiva yang tidak
diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Aktiva tidak lancar disajikan dalam
kelompok yang berbeda-beda, seperti :
a. Investasi yang dimiliki untuk tujuan jangka
panjang seperti untuk
memperoleh penghasilan rutin laba, kendali atas kepemilikan perusahaan
dikelompokkan dalam investasi. Sekuritas utang atau ekuitas yang dibeli untuk
tujuan investasi dan tidak untuk dijual dalam waktu satu tahun diklasifikasikan
sebagai investasi jangka panjang.
b. Properti,pabrik dan peralatan. Yang berwujud dan sifat permanen (selain
tanah) digunakan dalam operasi bisnis dimasukkan dalam kelompok properti,
pabrik dan peralatan daan disajikan pada biaya perolehan dikurangi dengan
akumulasi penyusutan. Jika nilai sekarang dari property berwujud lebih kecil
dari biaya perolehan yang telah dikurangi akumulasi penyusutan, maka aktiva
tersebut mengalami penurunan manfaat atau nilai.
c. Aktiva tidak berwujud, merupakan asset yang tidak memiliki
substansi fisik dan biasanya mempunyai tingkat ketidakpastian terkait dengan
manfaat masa depannya. Aktiva ini merupakan hak jangka panjang yang diperoleh
perusahaan, digunakan dalam operasi perusahaan. Aktiva tidak berwujud meliputi
goodwill, hak paten, hak cipta, merek dagang,dan sebagainya.
d. Aktiva lainnya merupakan semua aktiva yang tidak dapat
dikelompokkan dalam 3 kelompok sebelumnya. Bentuk aktiva ini sangat bervariasi
dalam praktek. Umumnya meliputi beban yang ditangguhkan seperti beban pajak
yang ditangguhkan yang terjadi akibat perhitungan laba karena pajak melebihi
laba yang dilaporkan pada periode tersebut, uang muka kepada anak perusahaan
dan lain-lain.NGKUMKUMAN
· KEWAJIBAN (LIABILITIES),
Kewajiban (Liabilities), “merupakan kemungkinan
manfaat ekonomi di masa yang akan datang yang
timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas untuk mengalihkan aktiva atau menyediakan jasa kepada
entitas lain pada masa yang akan datang sebagai
hasil dari transaksi atau kejadian di masa lalu “. Istilah ini mencakup komitmen legal, moral sosial, dan
kewajiban yang tersirat, dengan kata lain sekali lagi “substansi mengungguli bentuk”. Menyerahkan
aktiva atau memberikan jasa,
sebagian besar hutang merupakan kewajiban untuk meyerahkan aktiva di masa depan. Transaksi dan kejadian
masa lalu. Bahwa aktiva dankewajiban yang timbul dari transaksi yang telah
terjadi.
Unsur-unsur Kewajiban
1.
Kewajiban
Lancar (short term liabilities), atau kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang diharapkan akan dibayar dengan menggunakan aktiva
lancar atau dengan menciptakan
kewajiban jangka pendek lain. Secara umum, jika suatu kewajiban diharapkan dapat dibayar dalam waktu
12 bulan, maka diklasifikasikan sebagai hutang lancar.
Hutang yang timbul dari kegiatan operasi normal walaupun tidak dibayar dalam waktu 12 bulan dapat
diklasifikasikan sebagai lancar selama hutang tersebut akan dibayar dalam satu siklus operasi yang
mungkin lebih dari 12 bulan. Selain hutang
usaha dan pinjaman jangka pendek, kewajiban lancar jugaterdiri dari beban-beban
yang masih harus dibayar.
2.
Kewajiban
Jangka Panjang (Long Term Liabilities), merupakan kewajiban yang diperkirakan secara memadai tidak akan dilikuidasi dalam
siklus operasi normal, melainkan akan
dibayar diluar tanggal waktu tersebut. Kewajiban jangka panjang disajikan dalam beberapa kelompok
seperti, hutang obligasi, wesel bayar, sebagian pajak penghasilan yang ditangguhkan, kewajiban pension
dan lain-lain.
Secara umum kewajiban
jangka panjang terdiri dari tiga jenis yaitu :
a. Kewajiban yang berasal dari situasi pembiayaan
khusus, seperti
penerbitanobligasi, kewajiban leasing jangka panjang, dan wesel bayar jangka
panjang.
b. Kewajiban yang berasal dari operasi normal
perusahaan, seperti
kewajibanpension, kewajiban pajak penghasilan yang ditangguhkan.
c. Kewajiban yang tergantung pada terjadi tidaknya
suatu kejadian di masa depan atau disebut kewajiban bersyarat (contingent liabilities) seperti
kewajiban garansi.
· EKUITAS (EQUITY)
Ekuitas (Equity), merupakan sisa kepemilikan
atas aktiva dari suatu entitas setelah dikurangi
kewajiban-kewajibannya. Dalam sebuah perusahaan, modal mencerminkan bagian kepemilikan. Metode untuk melaporkan ekuitas pemilik
bervariasi sesuai bentuk usaha perusahaan.
Untuk bentuk prusahaan perorangan, ekuitas pemilik disajikan pada sebuah perkiraan modal tunggal.
Saldo perkiraan ini adalah hasil akumulasi dari investasi pemilik, penarikan oleh pemilik, dan laba
atau rugi masa lalu. Untuk persekutuan,
perkiraan modal ini dibentuk untuk masing-masing sekutu (partner). Saldo perkiraan ini mengikhtisarkan jumlah
investasi, penarikan dan bagian laba atau
rugi masa lalu untuk masing-masing sekutu. Sedang untuk sebuah perseroan, selisih antara aktiva dan
kewajiban disebut ekuitas pemegang saham (stockholder’s equity) atau ekuitas pemilik. Dalam
menyajikan ekuitas pemilik pada neraca,
terdapat perbedaan antara ekuitas yang berasal dari modal disetor (paid in capital) atau modal kontribusi
dan ekuitas yang berasal dari laba disebut laba ditahan (retained earning). Pada umumnya, perhitungan
analis laporan keuangan
menggunakan total ekuitas pemegang saham dan tidak membedakan antara modal kontribusi dan laba
ditahan. Namun untuk tujuan tertentu, pembedaan
tersebut adalah penting.
Kelompok Ekuitas
Pemegang Saham :
a. Modal Saham (Common Stock), Nilai pari atau ditetapkan atas saham
yangditerbitkan.
b. Modal Disetor Tambahan (Additional Paid in
Capital), Kelebihan jumlah yang dibayarkan diatas nilai pari atau
ditetapkan.
c. Laba Ditahan (Retained Earning), Laba korporasi yang tidak didistribusikan.
INSTRUMEN KEUANGAN
Instrumen keuangan (financial instrument) menurut IAS 32 dan 39 adalah kontrak yang mengakibatkan timbulnya asset keuangan bagi
satu entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas bagi entitas
lainnya.
1. Asset keuangan (financial asset)
adalah asset berupa:
· kas
· hak kontraktual:
o untuk menerima kas atau asset keuangan lainnya
dari entitas lain
o untuk menukarkan asset keuangan atau kewajiban
keuangan dengan entitas lain yang persyaratan/kondisinya mungkin menguntungkan
bagi entitas sendiri
2. Kewajiban keuangan (financial liability)
mencakup kewajiban kontraktual:
o
untuk menyerahkan kas
atau asset keuangan lainnya kepada entitas lain; atau
o
untuk menukarkan asset
keuangan atau kewajiban keuangan yang persyaratan/kondisinya mungkin
menguntungkan bagi perusahaan; atau
Derivatif
Dalam dunia keuangan (finance), derivatif
adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang
nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi "acuan
pokok" atau juga disebut " produk turunan" (underlying product);
daripada memperdagangkan atau menukarkan secara fisik suatu aset, pelaku pasar
membuat suatu perjanjian untuk saling mempertukarkan uang, aset atau suatu
nilai disuatu masa yang akan datang dengan mengacu pada aset yang menjadi acuan
pokok.
Derivatif digunakan oleh manajemen investasi/
manajemen portofolio, perusahaan dan lembaga keuangan serta investor perorangan
untuk mengelola posisi yang mereka miliki terhadap risiko dari pergerakan harga
saham dan komoditas, suku bunga, nilai tukar valuta asing "tanpa"
memengaruhi posisi fisik produk yang menjadi acuannya (underlying).
Ada banyak sekali instrumen finansial yang dapat
dikategorikan dalam kelompok derivatif namunopsi / kontrak berjangka dan swap adalah yang umum dikenal.
Opsi adalah kontrak dimana salah satu pihak
menyetujui untuk membayar sejumlah imbalan kepada pihak yang lainnya untuk
suatu "hak" (tetapi bukan kewajiban) untuk membeli sesuatu atau
menjual sesuatu kepada pihak yang lainnya; misalnya saja ada seseorang yang
khawatir bahwa harga dari stok XXX akan turun sebelum ia sempat menjualnya,
maka ia membayar imbalan kepada seseorang lainnya (ini disebut "penjual"
opsi jual /put option) yang menyetujui untuk membeli stok daripadanya
dengan harga yang ditentukan di depan (strike price).
Pembeli menggunakan opsi ini untuk mengelola risiko turunnya nilai jual dari
stok XXX yang dimilikinya, dilain sisi si pembeli opsi mungkin saja menggunakan
transaksi opsi tersebut untuk memperoleh imbalan jasa dan mungkin telah
memiliki suatu gambaran bahwa nilai jual XXX tersebut tidak akan turun.
Sebagai lawan dari opsi jual adalah opsi beli
atau biasa disebut call option dimana pada opsi beli ini memberikan opsi kepada
pembeli opsi hak untuk membeli aset acuan (underlying asset) pada suatu
tanggal yang disepakati dengan harga yang telah ditetapkan atau yang dikenal
dengan istilah option strike
·
Swap
Swap adalah istilah asing yang maknanya adalah "pertukaran"
namun di Indonesia istilah juga digunakan secara umum. Perjanjian swap adalah transaksi pertukaran dua
valuta melalui pembelian atau penjualan tunai (spot) dengan penjualan/pembelian
kembali secara berjangka yang dilakukan secara simultan dengan bank yang sama
dan pada tingkat premi atau diskon dan kurs yang dibuat dan disepakati pada
tanggal transaksi dilakukan.
Kegunaan utama dari derivatif ini adalah untuk
mengalihkan risiko ataupun mengambil suatu risiko tergantung apakah posisinya
sebagai hedger (pelaku lindung nilai) atau spekulator. Bermacam-macam rentang nilai
antara aset acuan dan alternatif pembayaran menghasilkan beraneka kontrak
derivatif yang diperdagangkan di pasaran.
Jenis kontrak derivatif
Terdapat dua jenis kontrak derivatif yang
dikenali dari cara perdagangannya di pasar yaitu :
•
Derivatif yang ditransasikan di luar bursa
Derivatif yang ditransasikan di luar bursa atau
dikenal juga dengan istilah "(Over-the-counter (OTC) derivatives) adalah
merupakan suatu kontrak bilateral ( melibatkan dua pihak) yang dilakukan di
luar bursa ataupun tanpa menggunakan pialang (transaksi langsung antara para
pihak). Contoh : produk seperti swap, kontrak serah nilai tukar, dan opsi
eksotik (exotic option) seringkali diperdagangkan tanpa melalui bursa (OTC).
•
Derivatif yang diperdagangkan di bursa
Derivatif yang diperdagangkan di bursa atau
disebut juga Exchange-traded derivatives adalah merupakan instrumen derivatif
yang diperdagangkan pada bursa perdagangan khusus derivatif (bursa berjangka)
ataupun bursa lainnya. Bursa derivatif menjalankan perannya sebagai perantara
atas transaksi terkait dan memungut marjin awal (initial margin) dari kedua
belah pihak yang melakukan transaksi sebagai jaminan.
KLASIFIKASI NERACA
Neraca akan berguna dan memberikan gambaran yang
tepat dalam laporan keuangan jika diklasifikasikan dengan tepat. Apa tujuan
dari klasifikasi neraca? Laporan keuangan akan
menjadi lebih berguna bagi manajemen, kreditur, dan investor ketika akun-akun
yang ada dalam laporan diklasifikasikan secara tepat ke dalam masing-masing
kelompok sesuai dengan karakteristiknya. Klasifikasi secara tepat terhadap
akun-akun neraca akan berguna untuk memberikan gambaran yang sesungguhnya
mengenai besarnya jumlah aktiva lancar, aktiva tetap, total aktiva, jumlah
utang lancar, utang jangka panjang, total kewajiban dan besarnya modal yang
dimiliki perusahaan.
Lebih lanjut, melalui klasifikasi ini pula para
pengguna laporan neraca akan dapat:
1.
Memprediksi kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajiban yang akan segera jatuh tempo lewat aktiva
lancar yang dimilikinya.
2.
Memprediksi kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek lewat aktiva yang dapat
dikonversi menjadi kas tanpa mengalami kesulitan.
3.
Mempersiapkan kebutuhan
dan jangka panjang untuk memenuhi kewajiban tidak lancar.
4.
Memprediksi jumlah total
klaim kreditur atas aktiva perusahaan.
5.
Memprediksi jumlah total
klaim pemilik dana atau investor atas aktiva perusahaan.
6.
Memperoleh gambaran
mengenai besarnya komposisi aktiva tetap terhadap total aktiva.
7.
Memperoleh gambaran
mengenai jumlah perbandingan tetap total kewajiban dengan total aktiva.